BloSerDa

(BLOg SERba aDA)

Peran Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Anak

Sekedar mengulang materi kuliah yang kemarin abis dibahas .

kreativitas yang ada dalam diri anak sebenarnya akan terus berkembang jika keadaan sekitarnya terus memberikan stimulus-stimulus yang bisa memunculkan ataupun menampakkan kreativitas anak tersebut .

dalam hal ini, banyak sekali peran-peran yang harus dilakukan baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sehingga kreativitas dalam anak bisa berkembang sebagai mana mestinya dan akan terus berkembang dengan baik.

berikut sedikit rangkuman dari penjelasan Prof. Dr. Utami Munandar dalam bukunya Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat tentang peranan sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak.

a.       Karakteristik Guru Anak Berbakat

Karakteristik guru anak berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis, professional dan pribadi. Karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru anak berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran. Karakteristik professional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat, keterampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologi siswa berbakat. Karakteristik pribadi meliputi empati, toleransi terhadap ketaksaan (ambiguity), kesejatian, aktualisasi diri, dan antusiasme (semangat).

b.      Persiapan Guru Anak Berbakat

Persiapan guru anak berbakat dapat melalui program bergelar atau program pelatihan dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah pelatihan jangka pendek. Saran Gallagher dan Renzulli berguna untuk merencanakan pelatihan efektif bagi guru.

c.       Siapa Saja yang Dapat Menjadi Guru Anak Berbakat

Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dengan mentor narasumber yang dipilih oleh sekolah. Orangtua dapat membantu penyelenggaraan program anak berbakat di sekolah, misalnya ikut merancang berbagai kegiatan belajar, mencari narasumber, merencanakan karyawisata, dan sebagainya. Peranan dari psikolog dan konselor dibahas dengan penekanan pada kebutuhan akan interaksi yang terus-menerus dan dialogis untuk member nasihat, dukungan dan bantuan dalam membantu pengembangan sepenuhnya dari anak berbakat.

Dalam hal ini, konselor juga memiliki peranan yang cukup banyak. Anak berbakat biasanya jarang mendapat layanan bimbingan dan konseling karena dua alas an (Van Tassel-Baska, 1983), yaitu, a. banyak pendidik yang berpendapat bahwa konseling terutama adalah untuk siswa yang bermasalah dan b. kurangnya personalia yang terlatih untuk dapat melayani kebutuhan konseling anak berbakat.

Konselor dapat membantu siswa berbakat untuk lebih memahami diri sendiri dan untuk mengambil keputusan yang bijak, baik dalam menentukan mata ajaran pilihan maupun dalam bidang pilihan karir. Guru siswa berbakat perlu menyadari bahwa kurikulum anak berbakat harus berdiferensiasi, mengingat keragaman bakat, minat, dan kemampuan anak berbakat. Pendekatan secara menyeluruh ini memberikan lebih banyak kesempatan untuk semua siswa, termasuk yang berbakat, untuk mencapai keunggulan.

d.      Membangkitkan Kreativitas di sekolah

Sejauh mana guru dapat mengajar kreativitas? Ditinjau dari model Amabile, kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antara tiga komponen. Dari tiga komponen ini, keterampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsic tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas yang menunjang kreativitas.

Sikap guru dalam pembelajaran yang meningkatkan motivasi internal dan presatsi belajar siswa, ialah jika member instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, dibandingkan dengan pemberian instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi dan mengarahkan, yang terakhir sangat membatasi otonomi anak.

e.       Pengaturan Ruang Kelas

Pengaturan ruang kelas terbuka dengan struktur yang tidak kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk perkembangan kreativitasnya dibanding kelas tradisional. Ruang kelas memberi banyak rangsangan visual yang menarik. Adanya pusat sains, pusat membaca, atau pusat aktivitas lain memungkinkan anak bereksperimen dan menjajagi berbagai bidang.

f.       Strategi Mengajar

Strategi mengajar yang dapat meningkatkan kreativitas dengan memperhatikan :

1.      pemberian penilaian tidak hanya oleh guru tetapi juga melibatkan siswa

2.      pemberian hadiah sebaiknya yang intangible, dan yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilakukan, serta

3.      memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih topic atau kegiatan belajar sampai batas tertentu (setelah yang minimal dpersyaratkan tercapai)

yaa demikian ringkasan dari buku yang menjadi acuan kami dalam kuliah mengenai pengembangan kreativitas . semoga bermanfaat .

Sumber :

Munandar, Utami, Prof.Dr. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Leave a comment